Kenali Pasanganmu Dengan Baik, Sebelum Memutuskan Menikah

Beberapa waktu belakangan ini sedang hangat diperbincangkan, bahkan sempat menjadi trending topic baik dikalangan sosialita maupun beberapa selebriti, yaitu banyaknya pasangan suami istri mendatangi psikolog. Tujuannya tidak lain untuk mengkonsultasikanmasalah rumah tangganya.
Pada umumnya, pasangan suami istri akan berkonsultasi ketika sudah mengalami permasalahan yang cukup rumit dan tidak dapat diselesaikan berdua.
Dan permasalahan yang sering timbul biasanya terjadi dikarenakan hubungan pernikahan yang cukup lama, sehingga diantara keduanya bukan lagi layaknya suami istri tapi seperti teman, jarang peduli urusan masing-masing, kurangnya komunikasi, tidak memahami perasaan pasangan, dan lain-lain. Pada saat terjadi konflik rumah tangga, keduanya memilih untuk tidak segera menyelesaikan dan membiarkan berlarut-larut.
Namun permasalahan tidak hanya terjadi ketika usia pernikahan sudah berjalan lama, hal ini juga bias ada pada usia pernikahan yang masih tergolong baru. Kebanyakan pasangan suami istri ini belum begitu memahami tanggung jawab, kurang mengenal watak dan karakter masing-masing, dan perlunya adaptasi.
Situasi seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan rusak dan rasa cinta diantara keduanya akan luntur. Akibatnya tidak menutup kemungkinan terjadilah perceraian. Bukan hanya pasangan suami istri yang merasakan dampak perceraian tersebut, tetapi anak juga menjadi korban.
Bagi pasangan suami istri yang masih ingin mempertahankan rumahtangganya akan terus berusaha untuk mencari titik temu dan solusi dari setiap masalah yang terjadi. Salah satu diantaranya dengan berkonsultasi dengan psikolog. Tujuannya adalah untuk membantu dan menjembatani keduanya dalam mencari solusi agar hubungan diantara keduanya kembali harmonis seperti sediakala.
Seberapa Penting Keterlibatan Psikolog Dalam Membantu dan Menjadi Mediator ketika Pasangan Suami Istri Mengalami Permasalahan?
Menurut Betty Kumala Febriawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog, yang akrab disapa Betty ini, sangat penting dan dianjurkan bagi pasangan suami istri untuk mengikuti konsultasi. Bukan hanya pada saat sedang menghadapi masalah saja. Bahkan untuk kehidupan rumah tangga harmonis juga dianjurkan berkonsultasi, agar pasangan suami istri mampu menjadi tim yang solid dan kompak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pasangan suami istri adalah dua individu yang berasal dari latar belakang keluarga berbeda. Bukanlah hal yang mudah untuk menyatukan visi, misi dan pendapat diantara keduanya. Jika pasangan suami istri tidak saling mengalah dan hanya menuruti ego masing-masing, pasti muncul konflik yang tidak dapat diselesaikan. Padahal terkadang konflik ini hanyalah masalah sepele tapi bias menjadi besar karena keegoisan masing-masing.
Betty menjelaskan, kebanyakan yang dating terlebih dahulu untuk berkonsultasi adalah pihak perempuan. Hal ini dikarenakan pihak laki-laki sebagai suami mengutamakan rasa gengsi dan malu serta menganggap permasalahan rumah tangganya hanya sepele dan ringan.
Jika salah satu pihak sudah dating dan berkonsultasi, maka psikolog akan memberikan jadwal test untuk keduanya. Dan pasangan suami istri ini tidak serta merta akan dipertemukan secara langsung, namun secara bergantian. Salah satu test yang akan dilakukan adalah mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta pasangan, keluhan dan kendala diantara keduanya, masalah yang terjadi hingga keduanya selalu terlibat pertengkaran dan tujuan menikah. Langkah selanjutnya adalah dengan mempertemukan keduanya.
Psikolog akan mengemukakan hasil dari beberapa test, kemudian memberikan solusi. Tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, apalagi jika permasalahan tersebut hanya masalah sepele yang muncul di permukaan karena tidak ada komunikasi yang baik diantara keduanya.
Jika ada anak, psikolog melanjutkan dengan test yang disebut Family Group Therapy. Test ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh kekompakan keluarga, antara orang tua dan anak, dan keinginan anak kepada orang tuanya.
Hasil terakhir dari beberapa test yang telah dilakukan akan dikembalikan lagi kepada pasangan suami istri tersebut, tetap melanjutkan hubungan pernikahan dengan melakukan perubahan demi kebaikan dan keharmonisan. Tetapi jika tidak menemukan jalan terbaik dan memilih tidak melanjutkan ikatan pernikahan, maka setidaknya berpisah dengan baik-baik tanpa ada pertengkaran diantara keduanya.
Psikolog yang juga bertugas di RSUD Blambangan Banyuwangi ini juga mengemukakan, dari sekian banyak pasangan suami istri yang dating berkonsultasi padanya, hampir 80-90 % dari pasangan suami istri berhasil menyelesaikan permasalahan dan mempertahankan keutuhan rumahtangganya serta kembali harmonis.
Beberapa Faktor Penyebab Munculnya Konflik Rumah Tangga Yang Harus Diketahui
Faktor penyebab munculnya konflik rumah tangga biasanya dikarenakan kurangnya komunikasi, memudarnya rasa saling percaya dan menghargai, serta tidak adanya kejujuran dan keterbukaan diantara keduanya.
Sedangkan masalah yang muncul akibat factor ini seperti ketimpangan ekonomi, perselingkuhan dan KDRT serta ikut campurnya pihak ketiga seperti keluarga dan saudara terdekat dari kedua belah pihak.
Solusi Terbaik yang Dapat Dilakukan Pasangan Suami Istri Agar Ikatan Pernikahan Tetap Harmonis dan Bahagia
Memang tidak mudah untuk menjaga keharmonisan dan keutuhan rumah tangga, apabila ditinjau dari perbedaan karakter dan latar belakang kedua belah pihak. Tapi ini seperti sebuah tantangan pasangan suami istri untuk menjadi teamwork dengan menjaga kekompakan dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga.
Di fase usia pernikahan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan selanjutnya, tidak mungkin jika selalu berjalan mulus tanpa hambatan dan konflik. Tapi tidak ada permasalahan tanpa ada penyelesaian. Perlu adanya jiwa besar untuk menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing, serta mengakui setiap kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak.
Pentingnya menjaga komunikasi dua arah, sikap terbuka, jujur dan saling percaya, yang harus terus dijaga sejak keduanya sepakat untuk membangun ikatan pernikahan. Juga pernikahan akan senantiasa bahagia dan langgeng jika pasangan suami istri juga menjunjung tinggi nilai agama dan menyadari pernikahan untuk ibadah, bukan hanya pemuasan nafsu seks semata.
Betty juga memberikan tips dan trik agar ikatan pernikahan dan hubungan suami istri bias tetap harmonis dan langgeng. Sejak awal sepakat untuk membangun ikatan pernikahan, hendaknya kedua belah pihak menyadari tentang sebuah tanggungjawab antara suami istri, saling memahami, saling mendukung dalam kebaikan, dan pemahaman tentang pemenuhan hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, kenali pasangan dengan baik sebelum akhirnya memutuskan untuk memilihnya menjadi pendamping hidup. Tidak sedikit ikatan pernikahan bias hancur karena tidak cukup mengenal watak dan karakter pasangan.
Jika ikatan pernikahan tersebut sudah berlangsung lama, ada baiknya pasangan suami istri untuk menghabiskan waktu berdua. Ini bertujuan untuk mengulang masa diawal pernikahan dan hal yang demikian sangat membantu untuk menghangatkan kembali hubungan yang sudah berjalan lama. (vn)
sumber : https://suaratimurnews.com/kenali-pasanganmu-dengan-baik-sebelum-memutuskan-menikah/