Jl. Progo No. 59 Banyuwangi, Jawa Timur

Ratusan ABK di-Assessment Psikolog dan Dokter

Siswa-siswi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari beberapa SD dan SMP yang ada di Banyuwangi kemarin (15/9) berkumpul di Aula Dinas Pendidikan Banyuwangi. Mereka mengikuti assessment yang digelar Dispendik untuk para ABK, sebagai bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Bupati Abdullah Azwar Anas menjelaskan, sejak tahun 2016 Pemkab Banyuwangi getol meningkatkan sarana dan prasarana pendukung untuk anak-anak yang mengikuti pendidikan inklusif. Hal itu dilakukan agar para siswa ABK bisa menikmati pendidikan yang sama dengan anak- anak lainya. “Deal-nya, anak berkemampu犀利士
an khusus memang harus mendapat pendekatan berbasis masyarakat, artinya melebur bersama, bukan dikotakkan. Misalnya, harus bersekolah di sekolah luar biasa. Kami secara bertahap nantinya semakin banyak sekolah inklusif,” ujar Bupati Anas.

Anas menjelaskan, perhatian Pemkab Banyuwangi terhadap ABK ini dapat dilihat dengan telah membangun 217 sekolah inklusi yang tersebar di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Tingkatannya pun beragam, mulai dari TK hingga SMA. Pembangunan sekolah inklusi ini merupakan bagian dari program pemkab yang diberi nama “Agage Pinter” atau yang dalam bahasa setempat berarti “Cepat Pintar”.

Anas mengatakan, lewat program ini, ABK bisa belajar di sekolah reguler sebagaimana pelajar yang lain. Program “Agage Pinter” di mana semua sekolah dilarang menolak pendaftaran dari ABK dan anak penyandang disabilitas, khususnya yang dekat dengan lokasi rumah anak tersebut.

“Kini setiap ABK mudah mendaftar di semua sekolah. Tidak lagi harus di Sekolah Luar Biasa, karena ketika dikotak-kotakkan lembaga sekolahnya, justru menghambat sosialisasinya di masyarakat,” ucapnya.

Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono yang langsung membuka kegiatan ini mengatakan, kegiatan tersebut diikuti sekitar 100 orang ABK yang dilakukan dua tahap. Dalam assessment tersebut, Dinas Pendidikan melibatkan dua orang psikolog dan satu orang dokter anak untuk memberikan penilaian komprehensif terhadap seluruh ABK yang datang.

Nantinya hasil asesmen itu bisa digunakan oleh para ABK untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah formal yang dituju. “Kita prioritaskan untuk ABK yang tidak mampu, karena biasanya assessment ini cukup mahal. Hasil assessment ini bisa digunakan siswa ABK untuk mendaftarkan diri ke sekolah lanjutan atau ke sekolah lainya,” kata Sulihtiyono.

Kabid Dikmas Dispendik, Nuriyatus Sholeha menambahkan, program ini adalah pengembangan dari Program Agage (Agar Cepat) Pintar untuk memberikan kesempatan kepada ABK untuk mendapatkan pendidikan reguler di sekolah formal. Sebelumnya, sekitar 250 guru pembimbing khusus (GPK) juga diberi pelatihan mulai dari bahasa isyarat hingga keterampilan. Karena di lapangan, mereka lah yang akan bersentuhan langsung dengan ABK. “Kegiatan ini akan digelar dua kali, selanjutnya nanti pada 22 September. dengan assessment ini siswa ABK juga bisa melihat analisa tentang kemampuannya secara rinci,” tuturnya.

Slamet Riyadi, salah psikolog yang melakukan assessment kepada para ABK menambahkan, jika para siswa yang hadir dilihat secara khusus di mana kelemahan dan kelebihan mereka dari delapan faktor kecerdasan anak.

Dari situlah kemudian hasil assessment diberikan agar ke depan siswa bisa mendapatkan pembelajaran yang tepat di sekolah. “Ada siswa yang lambat dalam menerima materi, tapi kecerdasan motoriknya cukup tinggi. Bahkan sampai berprestasi di tingkat kabupaten. Ini yang kita beri penilaian dalam assessment,” ungkapnya. (fre/*/als)

Sumber Berita : https://radarbanyuwangi.jawapos.com/read/2019/09/16/155960/ratusan-abk-di-assessment-psikolog-dan-dokter

Share informasi

Facebook
Twitter
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *